Sekilas Info

Peringati 18 Tahun Tsunami Aceh

Tak hanya Umat Muslim, Etnis Tionghoa Ikut Ziarah Makam Massal

Etnis Tionghoa Ziarah makam massal korban Gempa dan Tsunami Aceh, Tahun 2004. Foto : JAB Najma

JAB | ACEH BARAT – Momen peringatan Gempa dan Tsunami 26 Desember, keluarga korban bencana alam silih berganti mendatangi kuburan massal di Gampong Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat. Mereka yang tak sempat mengebumikan sanak saudara yang menjadi korban keganasan gelombang setinggi 7 meter itu, datang berziarah memanjatkan doa.

Menariknya, tak hanya umat muslim saja yang memadati kuburan massal korban tsunami untuk melakukan pemanjatan doa keselamatan di alam kubur. Ada yang membaca surah Yasin hingga Dzikir sebagai hadiah untuk orang yang sudah tiada di dunia.

Begitu Pula dengan warga etnis Tionghoa yang sudah tercatat sebagai warga Aceh Barat, terlepas ada tidaknya keluarga mereka yang menjadi korban peristiwa gelombang tsunami terkubur di makam massal. Pastinya setiap tahun ziarah tetap dilakukan dengan cara mereka tersendiri sebagaimana ajaran agama yang dianut.

Salah seorang etnis Tionghoa, Umirul Anum (62) mengaku, tak pernah absen untuk berziarah ke makam massal korban tsunami. Dirinya meyakini anaknya yang meninggal saat bencana alam terjadi, ikut dikubur bersama ratusan korban lainnya secara masal dalam satu liang lahat.

“Kami tiap tahun mengunjungi kuburan massal dikarenakan anak kami di sini dimakamkan menurut keterangan video yang diperlihatkan oleh pak polisi,” ungkap Umirul.

Begitu Pula dengan Kristi (30), kala peristiwa tsunami dulu terjadi dirinya masih dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Di Usianya yang masih remaja sudah harus merasakan pahit karena kehilangan keluarga serta kerabat dekatnya. Itu pula yang menjadi alasannya untuk selalu berziarah di makam massal itu.

"Pasti sedih sudah 18 tahun di tinggal orang-orang kita cintai, saat tsunami saya masih SMP dan saya termasuk korban dari tsunami," pungkasnya.